Minggu, 24 Oktober 2010

“ISLAM DAN MENULIS” By. Lusi Fontiani (TembangJadulScout)

Menapak tilas dari sejarah turunnya ayat demi ayat dalam Al-Quran, kita dapat menemukan betapa pentingnya menulis dalam lingkup ajaran Islam, bahkan menjadi salah satu hal utama yang akan membawa Islam menjadi agama eksis, agama yang selalu hidup di setiap celah kehidupan di belahan dunia manapun. Umat Islam mana yang tidak tahu bahwa surah pertama yang diturunkan adalah mengenai perintah membaca (Al-Alaq)? Diyakini, setiap penganut Islam pasti mengetahuinya. Membaca memang sangat penting, hingga surah ini menjadi surah pertama yang diturunkan Tuhan untuk menjadi perhatian umatnya dan menjadi bahan pemikiran yang memberi banyak manfaat, tanpa membaca maka kehidupan tidak akan berkembang. Lalu mati.
Dan kemudian, tahukah anda? surah mengenai apalagi kah yang kemudian diturunkan Tuhan sebagai pesan sarat makna??? Yap! Selanjutnya surah kedua yang diturunkan adalah mengenai ‘pena’ (Al-Qalam). Surah ini mengisyaratkan agar bacaan yang telah merasuk disetiap sel darah kita, di curahkan menjadi sebuah tulisan melalui media pena. Dari surah ini, dapat kita ketahui, betapa seriusnya Islam memandang ‘pena’ atau tulisan sebagai salah satu cara kita mendekatkan diri pada sang pencipta yang Mahakarya. Tentunya bila apa yang kita tuliskan itu tidak membawa kemudharatan bagi yang khalayak pembaca.
Namun yang menyedihkan, bila ditilik ‘hari ini’, pesan Tuhan dalam surah kedua itu sepertinya tak begitu selaras dengan kenyataan, baik di Indonesia, maupun di negeri-negeri muslim dibelahan dunia sana. Dalam bukunya yang berjudul Keajaiban Belajar, Yunsirno, seorang penemu metode belajar Kampoeng Jenius, juga salah satu ‘Pemuda Emas’ Kalimantan barat ini menginformasikan bahwa dari total 260.000 artikel yang diterbitkan setiap tahun tentang riset sains, hanya sekitar 1% diterbitkan di Negara-negara muslim. Untuk penerbitan buku, di Inggris saja diterbitkan 2000 buku per 1 juta orang per tahun. Sedangkan di Mesir hanya 20 buku. Sementara itu sejak 1982, untuk setiap 1 juta penduduk per tahun dunia Arab menghasilkan 40 judul. Padahal jumlah buku rata-rata yang diterbitkan dunia adalah 162 judul. Setiap tahun dunia Arab menerjemahkan 330 buku. Jumlah itu hanya 1/5 dari jumlah yang diterjemahkan oleh negara kecil Eropa, Yunani saja. Sedangkan Spanyol menterjemah sekitar 100.000 buku pertahunnya. Nah, miris bukan???
Begitu terbelakangnya Islam dalam dunia kepenulisan, padahal pesan itu sudah jauh bercokol di dalam kitab suci kita, Al-Qur’an. Namun untuk terus meratapinya juga adalah hal yang sangat bodoh. Sekarang. Yah, mulailah dari sekarang. Kita masih bisa memperbaikinya, mengejar ketertinggalan kita. “Jangan berharap kita dapat menulis dalam semalam dan menghasilkan karya yang bisa diterima secara instan oleh banyak orang” itu kata seseorang yang menjadi inspirator penulis. Bukankah untuk mencapai 100 km kita harus mencapai 10 km dulu?
Menulislah itu memang tidak gampang, maka mulailah belajar menulis dari hal yang paling kau anggap mudah untuk dijadikan sebuah tulisan. Tulislah apa yang ingin kau tulis! Jangan menulis saat hatimu sedang menolak untuk menulis. Karena menulis itu pekerjaan hati, yang dikirim ke otak, dan di curahkan melalui tangan yang ikhlas sedikit menegangkan syaraf-syarafnya. Tulisan itu, bukan hanya ratusan rangkaian kata yang menjelma menjadi puluhan halaman kertas, satu kalimat dari beberapa rangkaian kata pun, itu disebut…tulisan! Tulisan itu, tidak hanya berupa, puisi, cerpen, artikel, apalagi novel! Curahan hati yang kau goreskan di buku diarimu juga merupakan awal sebuah…Tulisan!
Bagaimana? Siap untuk menulis bukan? SEMANGAT!!!^_^’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar