Sabtu, 30 Oktober 2010

"Aku MElihat Mimpiku"

Jum'at, 30 Oktober 2010. Pagi yang tak begitu sempurna. Pagi yang tak menciptakan senyum cerah pada pada kebanyakan orang. Matahari begitu enggan berbagi hangatnya. Dingin. Hujan pun tak begitu gemuruh menebar rintiknya, hanya berupa tetesan tipis nan lembut yang membuat makhluk hidup di bumi begitu malas bergelut dengan riuhnya gerak tubuh. Pagi itu suasana begitu datar. Tawar.
Karena suatu tanggung jawab, kupaksakan diri memacu tubuh di atas kendaraanku, perlahan. Begitu sulit ikhlas itu menghampiri hatiku. Sampai pada episode perjalanan yang dipenuhi batu nisan pada sebagian kiri ruas jalan. Mataku terpaku lama pada satu titik. Tiba-tiba sejulur rasa hangat menjalar kilat memenuhi ruang hatiku. senyumku merekah di pagi tak bersahabat itu. Aku melihat satu dari jutan mimpiku disitu. Ah, Tuhan sedang bermain-main denganku......
Dipagi sedingin itu, dipagi sedatar itu, dan dipagi setawar itu, kulihat sepasang kekasih berjalan perlahan, beriringan, bergandengan tangan, ditemani guliran air hujan di kening dan dekapan tangan yang saling berkaitan itu. Mesra. Tercipta senyum yang begitu gurih dan renyah pada bibir kedua pecinta ulung itu. Kuhentikan sejenak kendaraanku agar bisa menyaksikan kisah cinta iu lebih lama.
Aku iri. Bukan. Bukan karena tangan yang saling berkaitan itu aku iri, juga bukan karena senyum gurih dan renyah itu, bukan pula karena kaki yang berjalan beririgan serentak.
Tapi pada cinta yang tercipta diantara rambut yang telah memutih tua, diantara kerut wajah yang mulai penuh bergelayut, diantara kulit yang telah mengendur dimakan usia, dan diantara langkah kaki yang tak kokoh lagi berjalan, melangkah perlahan, satu demi satu, bergandengan, saling menguatkan. Dan mata saling memandang saat berbicara sarat makna cinta. Malaikat hujan benar-benar menabur cinta diantara keduanya. Aku iri. Benar-benar iri.
Aku bertanya pada Tuhan. "Tuhan, kisah inikan mimpiku dan 'dia' yang ku tak tahu siapa suatu saat nanti? Kenapa hari ini harus kau tunjukan padaku?". Tuhan menjawab hanya dengan senyuman......
Yah...ditengah tetes lembut hujan hari itu, ditengah pagi yang begitu datar dan tawar itu.....Aku melihat satu dari jutan mimpiku. Seluruh tubuhku menghangat. (TembangJadulScout)^_^'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar